Rabu, 18 Maret 2009

My Song

Perempuanku

Lyrik/lagu : Fauzan Alis

Perempuanku maafkanlah aku

Bukan aku tak cinta

Tak sayang lagi padamu

Namun cinta ini begitu suci

Begitu indah nan agung bagiku

Ku tak sanggup tuk nodai arti cintaku

Cintaku padamu perempuanku

Ku harap kaupun mengerti

Karena aku mencintaimu

Sungguh jika Tuhan berikan aku

Kekuatan atas cintaku padamu

Kan ku pinang engkau

Perempuanku

Bidadari hatiku

Cobalah sekali lagi
Lyrik/Lagu : Fauzan Alis

Coba dengarkan apa yang ada dalam hatiku
Bisakah kau bahagiakanku
Mampukah kau buatku tersenyum
Cobalah kau pahami hidup

Sumber dari segala kehidupan
Dasar dari segala kecintaan
Itukah yang kau temukan

Cobalah sekali lagi
Benarkah yang kau temui
Dalam dasar hati ini

Adakah kebahagiaan tersirat
Tak cukup hanya kau tatap
Tanpa bertindak

Cobalah kau buka mata hati
Cobalah kau lebih peduli
Sesungguhnya aku dan mereka punya mimpi

Tanpamu
Lyrik/Lagu : Fawz Alis / Mira K Dewi

Berhembus angin sejukan
Di dalam lelah penat jiwa
Dengan sebuah pena ku tuliskan
Kata demi kata terungkap

Andai saja dia mengerti
Untuk merendam s’gala kerinduan
Hatiku ini resah
Jiwaku kini gundah

Reff :
Menanti dirimu datang
Yang ’kan hilangkan semua
Kerinduan di jiwa kespian di hati yang sepi
Sendiri tanpamu.....

Persembahan Untuk Cinta
Lyrik/Lagu : Fawz Alis

Jika harus ku temui
Akan ku daki gunung tertinggi
Ku selami samudera terdalam
Yang ku cari cinta sejati

Dimana cinta berada
Yang sejukan jiwa yang merana
Hadirlah dalam setiap hembus nafasku
Hidup mati ku hanya untukmu

Kau hadirkan segenap rasa
Bukti agungnya dirimu

Dimana cinta berada
Yang sejukan jiwa yang merana
Hadirlah dalam setiap hembus nafasku
Hidup mati ku hanya untukmu
Persembahan untuk cinta

Bintangku
Lyrik/lagu : Fauzan Alis

Inginku lihat bintang
Yang berkelip-kelipan
Inginku tatap rembulan
Yang terangi sang malam

S’lalu inginku datang
Menemui sang bintang
Walau diri tak lama
Didunia kau s’lalu ada untukku

Reff : Ku ‘kan s’lalu mencintaimu
Ku ‘kan s’lalu mengagungkanmu
Karena ku tahu hanya cintamu
Yang kan mampu selamatkan aku

Tak ’kan terganti akan terpatri
Di dalam jiwa di lubuk hati
Karena ku tahu hanya dirimu
Yang kan s’lalu mencintaiku

Rahasia Indah Pelangi
Lyrik/Lagu : Fauzan Alis

Dari hati ku mencari
Rahasia indah pelangi
Syurga jiwa yang kurasa
Indah cintanya membuka dunia

Tak ‘kan ada sebuah cerita
Andai engkau tak tercipta
Sungguh semua karena dia
Kau di cipta dan ku ada

Reff Tak ‘kan pernah kurasakan indah cinta
Jika engkau benar-benar tak tercipta
Semua rasa dalam dada
Satu minta tuk bertemu sinar dunia

Jalan Perjuangan
Lyrik/Lagu : Fauzan Alis

Suatu langkah yang tak mudah
Ketika kebingungan dalam menentukan arah
Adalah keharusan aku berubah
Setiap pengalaman tak kan menjadi limbah
Karena semuanya akan terasa indah
Hanya satu kalimat yang harus selalu terucap oleh lidah
Yang tak pernah kita minta tapi dia beri, ucaplah alhamdulillah
Dan sungguh dari jalan perjuangan ini aku yakini bahwa tiada yang sia-sia dihadapan Allah
Ah….

Puisi Fauzan

Lamunanku

Hasratku ingin mencium memelukmu

Ditengah sepi diri dimalam ini

Namun ku harus urungkan niatku itu

Karena begitu agungnya ciinta ini

Akan kujaga rasa dalam jiwa

Akan kutunggu engkau sahingga mengerti

Bahwa cinta bukanlah pelepas nafsu

Tak sekedar penawar rindu dahaga cinta

Namun kesucian yang senantiasa terjaga

Tak terjamah untaian rayuan ungkapan dusta

Tuhanku biarlah cinta ini kusimpan

Hingga bunga itu mekar menjadi milik taman cintakku

Yang akan hapuskan segala tangis diri

Yang akan hilangkan segala duka jiwa

I hope you always present in my life

Fauzan Alis


Sang Pecinta Sejati

Lelah hati jalani hidup begini
Di dera rasa sakit yang tak kunjung berakhir
Berat hidupku tanpamu disisi
Lemah ku arungi sendiri hidupku yang sepi

Kapan semua penderitaan ini akan berakhir
Bagiku kau adalah segalanya yang sangat berarti
Maafkan aku jika tak sempurna mencintaimu
Hanya cintamu mampu buatku bisa terus hidup

Sedikit ku jauh darimu
Kau mampu dekati hatiku
Lama kulupakanmu dari benakku
Sekejap kau kembalikan aku padamu

Ku yang tak mampu
Kau yang membantu
Kau adalah sang pecinta sejati

Berikan Aku cinta

Ketika semuanya telah berakhir
Tak satupun dapat selamatkanku
Dari semua rasa yang menimpa
Hanya cintanya yang menyelamatkan
Dari keterpurukan jiwa yang hampa

Dia yang berikan aku kekuatan dikala ku terjatuh
Jadikan aku tersenyum dikala ku berduka

Berikan aku cinta
Kini sungguh merindumu
Karena cintamu mampu selamatkan aku
Dari panasnya jiwa yang merana

Andaikan

Tatapan matamu hari ini
Tak seperti yang biasa kulihat
Aku bisa tahu apa yang kini kau rasa
Tak bisakah kau sembunyikan raut wajahmu kini
Aku lara melihatmu terluka
Aku sedih melihatmu menangis
Andaikan kau masih bersamaku
Andaikan kau masih miliku
Tak akan ku biarkan waktumu sekelam hari ini

Aku yang terluka karena kau tinggalkan
Tapi ku lebih terluka melihatmu dalam kesedihan
Masih bisakah aku menjadi penyembuh setiap luka hatimu
Aku yang tak lagi di hatimu tak kuasa untuk itu

Berikan Lagi Aku Cintamu

Bak air yang hilangkan dahaga
Hadirmu hilangkan semua rindu di dada
Bilakah diriku bisa selalu menatap indahmu
Hilanglah semua lelah hancurlah semua derita

Gundah jiwa ini ketika kau tak disisi
Hilangkan percaya diri ketika kau pergi
Mampukah aku terus bertahan
Dalam cinta yang s’lama ini kusimpan

Untukmu aku ada
Untukku kau di ciptakan
Sejuta cinta kau berikan
Akankankah terbalas

Kembalilah kasih
Berikan lagi aku cintamu
Yang akan selamatkan aku dari pedihnya dunia tanpamu


Cinta Luka

Andai saja ku tahu kau kan tinggalkanku
Tak akan penuhi rasa dalam jiwaku
Yang ingin milikimu sepenuh hatiku
Tak akan ku korbankan hati yang tulus menyayangimu
Andai saja ku tahu cintamu hanya sekejap untukku
Hilang semua rasa cinta untukku

Cintamu buatku luka
Rayumu rasuki jiwa yang mendamba
Mungkinkah air mataku kan sirna
Akankah dukaku kan hilang

Hembusan angin ku rindu kau datang
Tiuplah debu-debu kesedihan dalam jiwa
Tak ingin cintaku untuk dia yang tak cintaiku

Jadilah Seperti Yang Tuhan Ingini

Sinarmu terangi dunia
Kupandangi indahmu di setiap pagi
Kurasakan getaran dalam dada
Sungguh indah kau diciptakan

Inginku selalu bersamamu
Berdua jalani hidup
Engkau mawar berduri
Jadilah seperti yang Tuhan ingini

Warna-warni sayapmu indah
Kau bukan kupu-kupu malam
Kau bukan kupu-kupu sayap satu
Kau kupu-kupu terindah yang Tuhan cipta untukku

Tuhan....
Bilakah dia Kau ciptakan untukku
Janganlah rasa cintaku dan cintanya berkurang pada-Mu
Dinda jadilah seperti yang Tuhan ingini

Unsur Kimia dan Cinta

Senyumnya terasa manis
Apa yang sebenarnya terjadi
Apakah kandungan amphetamine
Ataukah dopamine, nerophynerharine
Apa yang membuat semuanya terasa beda

Oh Tuhan....
Phenylathhylamine membuat senyumnya terasa begitu indah
Dia membuatku merasakan indahnya dunia
Indah tatkala cinta datang menggoda

Tuhan...
Jangan kau habiskanunsur cinta yang bukan sihir itu dalam tubuhku
Atau berilah aku dan dia oxytocine
Agar aku dan dia selalu saling mencinta
Karena dia butuhkan aku dan aku butuhkan dia

Januari Merah Jambu

Virus-virus menjamur dalam kalbukku
Menyebar ke seluruh sel-sel dalam tubuhku
Jantuingkupun berdetak cepat

Januariku...
Virus itu makin melumpuhkan
17 hari dibulan Januari aku terbaring
Tapi kenapa virus itu tidak mematikan
Dia hidupkan taman cintaku

Cintaku kini hadir kembali
Virus itu tumbuh subur dalam tubuhku
Mungkin ini yang sering orang-orang sebut...
VMJ....
Inikah virus merah jambu itu

Januariku merah jambu
Kuharap tak berakhir kelabu di bulan April

Lebih Indah dari Sebuah Syair

Kata ini bukanlah kata-kata gombal
Kata dusta dari para binatang jalang
Kata ini teramat suci bagi para pecinta sejati
Yang akan selalu terjaga sampai ia mati

Tiada yang paling menyakitkan ketika merpati putih terbang
Beribu tanyapun datang
Akankah dia kan kembali
Dan terciptalah kata-kata suci nan indah
Ketika merpati putih t’lah pergi
Kata harap....
Kata doa...
Untaiannya mengalun indah di taman dzikir
Terucap lirih dalam doa keheningan malam

Kata-kata itu bukan hiasan
Karena lebih indah dari sebuah syair
Senandungya indah terdengar merdu
Kata apa yang ada dalam hati setiap insan
Yang selalu mencari cinta sejati
Yang selalu setia tuk menunggu



Wahai Kekasih

Tersadar aku dari semua salah
Dia tuntun aku dari keterpurukan
Dan bawaku keindahnya sungai cinta
Yang mengalir indah ke muara kasih dan sayang

Gemercik airnya sejukan jiwa
Dahaga cintaku hilang sudah
Luka hati lekas terobati

Terima kasihku padamu
Tak cukup dengan kata
Terlalu indah dan besar yang kau beri untukku

Kalam cinta terucap merdu dalam doaku
Kasihmu berikan kesejukan

Wahai kekasih belahan jiwa
Berikan sedikit cinta lagi pada sang durjana
Hingga ku jadi lebih mulia
Dan terhindar aku dari panasny nafsuku

Dengarlah

Dengarlah suara hati nan pilu ini
Yang ’kan senantiasa melengking sejak direnggut
Dar tamannya yang penuh bunga
Sebuah alunan laguku meski tak jel;as
Tak seorangpun dapat mendengarkan selain kau

Betapa senangya bila kawan mengenal isyarat
Dan memadukan segenap jiwanya dengan jiwaku
Inilah nyala cinta yang membakarku
Inilah anggur cinta yang buatku bergairah

Namun sudikah dia dengar luka hatiku
Dengarlah......
Dengarlah......
Suara hatiku

Aku Tak Bangga Dengan Ini

Benarkah yang aku tunjukkan
Tuluskah senyumku untuk mereka
Tahukah mereka tentang dukaku
Mengertikah mereka akan lukaku

Kubernyanyi tentang lagu hidupku
Tentang kejujuran hati
Yang nikmati hidup dengan apa adanya

Gitar jadi nyawaku
Nyanyian yang hidupiku
Duniaku...
Inilah aku sampah jalanan
Tapi tak sekotor para koruptor
Duniaku...
Inilah aku yang terbuang
Aku tak bangga dengan ini

Cinta?

Suatu malam kubertanya pada cinta
”Siapa engkau sebenarnya?”
Cinta menjawab
”Kehidupan abadi, aku yang memperbanyak indah dihidupmu”
Akupun bertanya kembali
”Wahai engkau yang diluar ruang, dimanakah engkau tinggal?”
Cinta menjawab
”Aku selalu bersama api hati, diluar mata yang basah, tahukah kamu, aku adalah tukang cat, karena aku mengubah pipimu menjadi merah atau kuning”

Suatu hari kubertanta kembali
”Siapakah sebenarnya engkau?”
Cinta menjawab
”Aku utusan yang ringan melangkahkan kaki, pecinta adalah kuda kurusku. Aku adalah manisnya meratap”

Dan hari ini
Aku tahu siapa dia
Karena cintalah yang pahit jadi manis
Karena cintalah tembaga menjadi emas
Karena cintalah si mati menjadi hidup



Hanya diri kita yang tahu isi hati kita, hanya kita yang tepat menilai tentang diri kita. Prilaku tak selamanya sama dengan kehendak hati, pakaian tak selamanya mencerminkan kepribadian seseorang. Khusnudzan pada sesama itu lebih baik.

Catatan Sastra

Casa (Catatan Sastra)

Puisi
Puisi adalah bentuk sastra yang paling tua, karya-karya besar dunia yang bersifat monumental di tulis dalam bentuk puisi. Kebiasaan menulis berpuisi merupakan tradisi kuno pada masyarakat. Puisi yang paling tua dan paling banyak ditemukan pada masyarakat zaman dahulu adalah mantera.
Puisi terbagi dua menurut masanya yakni puisi lama dan puisi baru.
A. Puisi lama => Mantera, syair, pantun, gurindam, seloka, dan carmina
B. Puisi baru => Stanza, oktaf, soneta, quatrain, quin, terzina, septina, distichorn, sektet.

Suatu karya sastra memiliki unsur ekstinsik dan unsur intrinsik, begitu juga dengan puisi. Secara garis besar unsur terbagi kedalam dua macam yakni struktur fisik dan struktur batin.
1. Unsur batin meliputi ;
a. Diksi ( Pilihan Kata )
Penyair sangat cermat dalam pemilihan kata-kata untuk puisinya. Kata yang ditulis sangat dipertimbangkan, komposisi bunyi dalam rima dan irama kedudukan kata itu dalam hubungan dengan kata yang lain, serta kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu, oleh karena itu, disamping memilih kata yang tepat penyair juga mempertimbangkan urutan katanya.
b. Pengimajian
Ialah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi. Dengan daya imajinasi yang diciptakan penyair maka pada kata & puisi itu seolah-olah tercipta sesuatu yang dapat di dengar, dilihat ataupun dimisalkan oleh pembacanya.
c. Kata konkret
Untuk membangkitkan imajinasi ( daya khayal ) pembaca, maka kata-kata yamh di tuangkan harus di perkonkret. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata maka pembaca seolah melihat, mendengar, dan merasa apa yang di tuliskan penyair dalam puisinya.
d. Bahasa figuratif ( Majas )
Ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengisahan yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Dengan majas penyair menyampaikan perasaannya, pengalaman batih, harapan, suasana hati, ataupun semangat hidupnya.
e. Rima / Ritma
Ialah pengulangan bunyi dalam puisi, rima berfungsi membentuk musikalitas atau orkestrasi, dengan adanya rima itulah efek bunyi makna yang dikehendaki penyair semakin indah dan makna yang ditimbulkannyapun lebih kuat.

2. Unsur batin dalam puisi ada 4 yakni, tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone),dan amanat.

Jenis-jenis Puisi
1. Puisi Epik
Dalam puisi ini ada 2 bentuk puisi yaitu epos dan wiracerita, fabel dan balada. ”Epos” adalah puisi berisi cerita yang panjang, bahkan didalamnya terdapat anak cerita yang dirangkai dalam cerita pokoknya, epos ini adalah bentuk yang paling tua, misalakan epos Illias dan Odisee yang berasal dari Yunani, atau epos Mahabarat dan Ramayana dari India.

”Fabel” adalah puisi yang berisi cerita kehidupan para binatang untuk menyindir atau meberi tamsil pada manusia dengan tujuan untuk memberi ajaran moral melalui simbol binatang.

”Balada” adalah puisi cerita yang mengandung bahasa sederhana, langsung dan konkret, ketegangan , ancaman dan kejutan dalam materi cerita mengandung kontras yang dramatik, terdapat pengulangan untuk penegasan, kadar emosi yang kuat, terdapat dialog, cerita objektif, dan sedikit mengandung ajaran moral.

2. Puisi lirik
Dalam puisi lirik, penyair mengungkapkan pikiran dan perasaan pribadinya, ditinjau dari maksudnya puisi ini di golongkan kedalam 3 bagian yaitu sajak kognitif, sajak ekspresif, dan sajak efektif

Puisi afektif adalah sajak yang mementingkan pengaruh perasaan pembaca. Puisi kognitif adalah puisi lirik yang menekankan isi gagasan penyair dan mementingkan tema yang berisi pernyataan dan ide, ajaran, kebijaksanaan yang di ungkapkan dalam gaya bahasa yang sedikit prosais (bermakna tunggal).

Jika dilihat dari segi isinya, puisi lirik dapat dibagi dalam elegi, hymne, ode, epigram, humor, pastoral, idyl, satire, dan parodi.

”Elegi” adalah sajak lirik yang berisi ratapan kematian seseorang (orang yang dicintai atau di kagumi penyair), biasanay ditulis segera setelah kematian seseorang itu terjadi, dan jika penyair menils sendiri sajak kematiannya sebelum meninggal dinamakan ”epitaph”.

”Ode” atau ”Oda” adalah sajak lirik yang berisi pujian terhadap seorang pahlawan atau tokoh yang dikaguminya.

”Epigram” adalah sajak lirik yang berisi ajaran kehidupan yang bersifat mengajar dan menggurui dalam bentuk ironis.

”Humor” adalah sajak lirik yang mencari efek humor baik dalam isi maupun teknik sajaknya.

”Pastoral” adalah sajak yang berisi penggambaran kehidupan kaum gembala atau petani sawah.

”Idyl” adalah sajak lirik yang berisi nyanyian tentang kehidupan di pedesaan, perbukitan, dan padang-padang.
”Satire” adalah sajak yang berisi ejekan pedas dengan maksud memberikan kritik. Nadanya humor namun tajam dan menusuk bagi yang di kritik.

”Parodi” adalah sajak lirik yang berisi ejekan tetapi ditujukan terhadap karya seni tertentu.


3. Puisi dramatik
Pada dasarnya berisi analisis watak seseorang, baik bersifat historis, mitos maupun fiktif pikiran penyair. Puisi ini mengungkapkan suasana tertentu mata batin tokoh yang dipilih penyair.

Drama
Drama adalah ragam sastra yang berbentuk dialog-dialog yang dimaksudkan untuk di pertunjukan di atas pentas. Cikal bakal seni drama ditemukan pada dinding Piramida Mesir (3500 SM). Disana terlukis seorang pendeta berdiri di antara para jemaatnya. Wajahnya bertop[eng, sementara tubuhnya berayun seperti tengah menceritakan sesuatu. Rupanya pendeta Mesir itu tengah melukiskan keagungan Tuhan. Ia memanfaatkan seni peran dalam menyampaikan ajarannya.
Pertunjukkan seni drama yang lengkap ditemukan pertama kali di Yunani (534 SM). Sebagai penghormatan pada dewa Dionisius, bangsa Yunani membuat upacara keagamaan yang berupa seni pertunjukan. Pemerannya hanya seorang namun didampingi oleh grup paduan suara sekotar 50 orang.
Drama sosial kemudian muncul pada abad 19, seni drama tradisional khususnya kemudian berkembang hampir diseluruh pelosok daerah dengan beragam variasi dan bentuk, contoh wayang & ketoprak dari jawa tengah, lenong dari Jakarta dll.
Pada tahun 1900 drama modern masuk ke Indonesia bersama dengan masuknya penjajah Portugis dan Belanda. Drama-drama tersebut berupa opera, stambul, dan komedi bangsawan.
Sebelum perang kemerdekaan mulai muncul penulis drama romantic yang terkenal, seperti Rustam Effendi, Muhammad Yamin, Sanusi Pane dan Armind Pane. Setelah tahun 1966, perkembangan drama semakin pesat, terutama setelah dewan kesenaina Jakarta membuat tradisi lomba penulisan drama sehingga muncul drama radio, drama panggung (teater), drama televisi, dll.
Berikut unsur-unsur yang ada dalam sebuah drama
1. Babak disusun berdasarkan pertimbangan pementasan, terutama menyangkut latar belakang karena sebuah bagian dalam drama dapat terjadi pada waktu dan tempat yang berbeda.
2. Adegan merupakan bagian dari babak uang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas.
3. Dialog merupakan percakapan para tokoh yang menjadi pusat tumpuan berbagai unsur struktur drama.
4. Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan dalam pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa atau perbuatan, tokoh dan unsur cerita lainnya.
5. Prolog merupakan pengantar naskah yang berisi keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan.
6. Epilog berisi kesimpulan pengarang mengenai tema cerita. Prolog berada di awal naskah, sedangkan epilog yang berada di akhir drama.
7. Solilokui (monolog/ senandika) merupakan ungkapan pikiran seorangtokoh yang diungkapkan dalam bentuk percakapan kepada diri sendiri.
8. Aside merupakan bagian dari naskah drama yang diungkapkan seorang pemain kepada penonton dengan anggapan tokoh lain tidak mendengarkan.
Unsur intrinsik sebuah drama adalah
1. Tokoh ialah orang-orang yang berperan dalam drama berdasarkan perannya terhadap cerita. Tokoh dibedakan menjadi 3 yakni protagonis, antagonis, dan tritagonis. Watak seorang tokoh dalam drama bisa kita ketahui dari gaya bicara, gerak dan tingkah lakunya, cara berpakaian, jalan pikiran, atu ketika tokoh itu berhubungan dengan tokoh lainnya.
2. Dialog harus memenuhi dua tuntutan yakni, harus menunjang gerak laku tokohnya untuk mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi. Dialog yang diucapkan diatas pentas harus lebih tajamdan tertib dari pada percakapan sehari-hari dan harus tepat sasaran.
3. Alur merupakan peristiwa dan konflik yang dijalin secara seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan kearah klimaks dan selesaian.
Jenis-jenis alur antara lain
a. Alur maju => penceritaan rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir peristiwa.
b. Alur Mundur => penceritaan rangkaian peristiwa dari yang paling akhir kemudian ke peristiwa yang paling awala.
c. Alur campuran => Perpaduan antara alur maju dan alur mundur di dalam suatu cerita.
Suatu cerita dalam drama bergerak dari permulaan, melalui suatu bagian tengah menuju suatu akhir. Bagian ini dikenal dengan eksposisi, komplikasi, dan resolusi.
4. Latar adalah keterangan mengenai tempat, ruang dan waktu di dalam naskah

Jenis-jenis drama
1. Drama tragedi cirinya, menampilkan kisah sedih, bersifat serius, memunculkan rasa kasihan dan ketakuktan, menampilkan tokoh yang bersifat pahlawan.
2. Drama komedi cirinya, menampilkan cerita riongan, dan mungkin pula menampilkan kisah serius namun dengan perlakuan nada yang ringan, kelucuan muncul dari tokoh dan bukan dari situasi, gelak tawa yang ditimbulkan bersifat bijaksana.
3. Melodrama cirinya, mengetengahkan serta menampilkan kisah yang serius, banyak memunculkan kejadian yang bersifat kebetulan.
4. Force cirinya menimbulkan kelucuan, bersifat episodik, memerlukan kepercayaan yang sesaat, kelucuannya timbul dari situasi bukan dari tokoh.

Cerpen Misterius

MISTERIUS

Fauzan Alis 2009

Termenung sejenak, setelah Kang Fuji mengataiku sebagai anak durhaka yang tak berbakti pada orang tua, sembari ku berdiri dari tempat duduk aku ambil air teh yang ada di atas meja, lalu ku pergi ke kamar.

“Tunggu, Darma aku belum selesai ngomong sama kamu!”, teriaknya.

“Apa lagi yang ingin akang katakan, belum puas mengataiku anak durhaka?”.

“Kamu memang anak durhaka!”

“Cukup !, aku tak mau lagi dengar kata-kata itu, selama ini aku sudah cukup sabar atas apa yang akang katakana”.

“Tapi aku ini kakak kamu Darma!”.

“Memang, tapi tak ubahnya kakak tiri yang ingin selalu menyiksa adiknya sendiri”.

Kang Fuji berjalan perlahan mendekatiku ke depan pintu kamar, kemudian dia menamparku dan berkata.

“Bajingan!”

Kutak berkata-kata lagi kemudian ku masuk kekamar tanpa membanting pintu. Aku merasa setelah kami hidup hanya berdua karena ibu dan bapak meninggal dalam kecelakaan tak ada yang mampu meredam setiap amarah diantara kami berdua.

***

Kicau burung pagi ini membangunkan aku dari tidur yang kurasa tak panjang, mungkin karena kumerasa kecapean. Kulihat jam menunjukkan pukul 08.26, lekas ku buka jendela kamar, kuhirup udara pagi yang segar, kurasakan sejuk, tenang, menentramkan gejolak jiwa.

Suara piring pecah kemudian terdengar dari arah dapur tepat di sebelah kiri kamarku. Kucoba tuk melihat apa yang terjadi, mungkin Kang Fuji masih marah padaku atas kejadian tadi malam, aku jadi merasa bersalah telag berlaku seperti itu.

“Astagfirullah…!”,

Teriaku ketika melihat kang Fuji terkapar diatas lantai dengan penuh darah di bajunya, tak pikir panjang kuambil pisau yang masih menancap di dada kanannya, tangan kang Fuji masih bergerak-gerak, melihat dia seperti itu ku yakin kang Fuji masih hidup, kemudian ku lari kedepan rumah berteriak-teriak meminta tolong.

Setelah beberapa saat warga memenuhi rumahku, Satrio yang pertama datang terus menenangkanku, Pak Sutiyo tak lama setelah itu keluar dari mobil Polisi, dia datang bersama Polisi untuk mengamankan TKP dan membawa kakakku kerumah sakit.

***

“Sabar, Darma…”, Pak Sutiyo berusaha menenangkanku.

“Iya, Darma, kamu berdoa saja mudah-mudahan kang Fuji bias selamat”, tambah Satrio.

Tak ada kata yang terucap dariku, aku masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, apakah tadi pagi ada yang datang kerumahku untuk merampok atau kang Fuji sengaja ingin, ah…tak mungkin kang Fuji mencoba bunuh diri.

“Siapa diantara anda yang merupakan saudara dari saudara Fuji?”

Polisi yang tinggi tegap dengan perut yang agak buncit bertanya dengan sedikit tersenyum berusaha untuk ramah.

“Emh…Saya pak !”, jawabku lemah.

“Baik kalo begitu, bapak-bapak saya pinjam dulu beliau”

“Oh, silahkan pak”, Pak Sutiyo berdiri kemudian mempersilahkan.

***

“Nama kamu siapa?” Dilorong-lorong rumah sakit, polisi itu bertanya dengan ramah.

“Darma…”, jawabku singkat.

“Sekarang kamu boleh melihat kakakmu”

“Apakah kang Fuji baik-baik saja”

“Maaf…”

Aku berhenti sejanak dan menatap wajah Polisi itu. Aku tak bisa menahan tangis ketika Pak Gunawan nama Polisi itu mengatakan kang Fuji sudah meninggal, dan nyawanya tak terselamatkan.

“Kami dari pihak kepolisian meminta izin untuk melakukan otopsi atas jenazah Almarhum Fuji”

“Dimana kang Fuji?”, tanyaku, tanpa menghiraukan yang dia katakan.

“Oh iya, silahkan kamu lihat, itu dia yang dibaringkan sebelah lemari warna silver”

Aku tak sanggup untuk melihat jasad kakakku lama-lama, setelah itu aku pergi keluar, dan polisi itu mengejarku keluar.

“Darma!, tunggu sebentar nak”, pak Gunawan berusaha menahan ku untuk pergi.

“Mohon maaf apabila saya tidak menghiraukan kesedihanmu, saya hanya menjalankan tugas, saya mohon izin untuk melakukan pemeriksaan terkait dengan kematian kakakmu, ya… pemeriksaan akan kami laksanakan besok jam 10 pagi, ini surat panggilannya”.

“Baik, besok saya akan datang ke kantor, permisi”.

Pak Gunawan setelah menyerahkan surat panggilan itu lantas tak menahanku lagi untuk pergi. Berjalan perlahan melewati setiap lorong dirumah sakit itu, sampailah aku di pintu keluar rumah sakit, dari pintu itu kulihat pak Sutiyo sedang berbincang dengan petugas kamanan rumah sakit, kemudian Satrio menghampiriku.

“Bagaimana keadaan kakakmu”, tanyanya padaku. Tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutku. Kemudian pak Sutiyo mengjak pulang kerumah.

“Kita langsung pulang saja, Satrio tolong carikan angkot untuk tumpangan”

“Baik pak!”.

***

Setelah mereka melakukan pemeriksaan terhadapku selama berminggu-minggu mereka menyatakan aku sebagai pelaku pembunuhan, aku merasa terdzalimi dengan keputusan kepolisian, mereka mengatakan bahwa hasil pemeriksaan selama ini pelaku mengarah kepadaku. Tetangga dan warga kampong tak menyangka jika aku sebagai adik tega membunuh kakaknya sendiri, aku merasa keputusan polisi itu menghancurkan nama baikku, bagaimana mungkin aku membunuh kakakku sendiri. Tapi semua tuduhan memang mengarah kepadaku. Kini aku tinggal menunggu proses persidangan, yang mungkin dalam persidanganpun aku akan tetap menerima ganjaran yang tidak seharusnya aku terima.

Nama-Nama Ilmiah

DAFTAR NAMA ILMIAH

No.
Nama Suku Latin
Indonesia

1
Acanthaceae
Jeruju-jerujuan
2
Agavaceae
Hanjuang-hanjuangan
3
Amaranthaceae
Bayam-bayaman
4
Amaryllidaceae
Bakung-bakungan
5
Anacardiaceae
Mangga-manggaan
6
Annonaceae
Kenanga-kenangaan
7
Apocynaceae
Kemboja-kembojaan
8
Araceae
Talas-talasan
9
Araliaceae
Mangkokan-mangkokanan
10
Araucariaceae
Damar-damaran
11
Asclepiadiaceae
Biduri-bidurian
12
Balsaminaceae
Pacar-pacaran
13
Basellaceae
Gandola-gandolaan
14
Bignoniaceae
Tui-tuian
15
Bixaceae
Kesumba-kesumbaan
16
Bombacaceae
Durian-durianan
17
Borraginaceae
Kendal-kendalan
18
Bromeliaceae
Nanas-nanasan
19
Burseraceae
Kenari-kenarian
20
Butomaceae
Kelayu-kelayuan
21
Campanulaceae
Gunda-gundaan
22
Cannabaceae
Ganja-ganjaan
23
Cannaceae
Tasbih-tasbihan
24
Capparidaceae
Maman-mamanan
25
Caprifoliaceae
Sengitan-sengitanan
26
Caricaceae
Pepaya-pepayaan
27
Caryophyaceae
Angling-anglingan
28
Casuarinaceae
Cemara-cemaraan
29
Chenopodiaceae
Bieng-biengan
30
Chlorantaceae
Kerastulang-kerastulangan
31
Combretaceae
Ketapang-ketapangan
32
Commelinaceae
Gewor-geworan
33
Compositae/Asteraceae
Sembung-sembungan
34
Convolvulaceae
Kangkung-kangkungan
35
Crassulaceae
Cocor bebek-cocor bebekan
36
Cruciferaceae
Kubis-kubisan
37
Curcubitaceae
Timun-timunan
38
Cyperaceae
Teki-tekian
39
Dilleniaceae
Sempur-sempuran
40
Dioscoreaceae
Gadung-gadungan
41
Dipterocarpaceae
Meranti-meranti
42
Ebenaceae
Eboni-ebonian
43
Elaeocarpaceae
Ganitri-ganitrian
44
Erythroxylaceae
Koka-kokaan
45
Euphorbiaceae
Jarak-jarakan
46
Fagceae
Pasang-pasangan
47
Flacourtiaceae
Rukam-rukaman
48
Goodeniaceae
Gabus-gabusan
49
Gnetaceae
Melinjo-melinjo
50
Gonystylaceae
Ramin-raminan
51
Gramineaceae/Poaceae
Rumput-rumputan
52
Guttiferaceae/Cluciaceae
Manggis-manggisan
53
Hamamelidaceae
Rasamala-rasamalaan
54
Hydrocharitaceae
Gonggeng-ginggengan
55
Labiatae
Paci-pacian
56
Lauraceae
Medang-medangan
57
Leguminosae/Fabaceae
Polong-polongan
58
Lecythidaceae
Putat-putatan
59
Liliaceae
Bawang-bawangan
60
Loganiaceae
Tembusu-tembusuan
61
Loranthaceae
Benalu-benaluan
62
Lythraceae
Bungur-bunguran
63
Magnoiiaceae
Cempaka-cempakaan
64
Malvaceae
Kapas-kapasan
65
Marantaceae
Bamban-bambanan
66
Melastomaceae
Senmduduk-sendudukan
67
Meliaceae
Duku-dukuan
68
Menispermaceae
Sirawan-sirawanan
69
Moraceae
Beringin-beringinan
70
Moringacea
Kelor-keloran
71
Musaceae
Pisang-pisangan
72
Myristiceae
Pala-palaan
73
Myrtaceae
Jambu-jambuan
74
Nepenthaceae
Kantongsemar-kantongsemaran
75
Nyctaginaceae
Kampah-kampahan
76
Olacaceae
Petaling-petalingan
77
Orchidaceae
Anggrek-anggrekan
78
Oxalidaceae
Belimbing-belimbingan
79
Palmae/Aracaceae
Pinang-pinangan
80
Pandanaceae
Pandan-pandanan
81
Passifloraceae
Rambusa-rambusa
82
Pedaliaceae
Bijan-bijanan
83
Pinaceae
Tusam-tusam
84
Piperaceae
Sirih-sirihan
85
Plantaginaceae
Kiurat-kiuratan
86
Plumbaginaceae
Ceraka-cerakaan
87
Polygalaceae
Sapuan-sapuan
88
Polygonaceae
Jakang-jakangan
89
Pontederiaceae
Eceng-ecengan
90
Portulaceae
Gelang-gelangan
91
Punicaceae
Delima-delimaan
92
Rafflesiaceae
Padma-padmaan
93
Ranunculaceae
Kelimat-kelimatan
94
Rhamnaceae
Bidara-bidaraan
95
Rhizophoraceae
Bakau-bakauan
96
Rosaceae
Mawar-mawaran
97
Rubiaceae
Kopi-kopian
98
Rutaceae
Jeruk-jerukan
99
Salicaceae
Dedalu-dedaluan
100
Santalaceae
Cendana-cendanaan
101
Sapindaceae
Rambutan-rambutanan
102
Sapotaceae
Sawo-sawoan
103
Saxifragaceae
Gigil-gigilan
104
Scrophulariaceae
Kukurang-kukurangan
105
Simaroubaceae
Tambara-tambaraan
106
Solanaceae
Terung-terungan
107
Streculiaceae
Kelumpang-kelumpangan
108
Stryraceae
Kemenyan-kemenyanan
109
Taccaceae
Kacunda-kacundaan
110
Theaceae
Puspa-puspaan
111
Ulmaceae
Mengkirai-mengkiraian
112
Umbelliferaceae/Apiaceae
Pegagan-pegaganan
113
Urticaceae
Jelatang-jelatangan
114
Verbenaceae
Jati-jatian
115
Violaceae
Antanan-antananan
116
Vitaceae
Anggur-angguran
117
Zingiberaceae
Temu-temuan




DAFTAR NAMA ILMIAH


A

No.
Nama Latin
Indonesia
1
Abelmoscus esculentus ( L. ) Moench
Kopi Arab
2
Abelmoscus manihot Medik
Gedi
3
Abelmoscus moschatus medik
Kasturi
4
Abrus precatorius L.
Saga
5
Aracia arabica (Lmk) Willd.
Gom Arab
6
Aracia arnesiana (L.) Willd
Srikonta
7
Acalypha hispida Burm. F.
Ekor kucing
8
Acalypha wilkesiana M.A.
Akalifa
9
Acanthus ilicifolius L.
Jeruju
10
Achilea millefolium L.
Daun seribu
11
Achras zapota L.
Sawo Manila
12
Achyranthes aspera L.
Jarong
13
Acorus calamus L.
Dringo
14
Acronychia laurifolia BI.
Ki salira
15
Acrostichum aureum L.
Paku hata
16
Adenanthera microsperma T. & B.
Saga pohon
17
Adenostemma lavenia (L.) O.K.
Legetan warak
18
Adiantum sp.
Suplir
19
Aegle marmelos (L.) Corr.
Maja
20
Aerva sanguinolenta (L.) BI.
Sambang colok
21
Agathis alba Foxw
Damar
22
Agave sisalana Perrine
Sisal
23
Ageratum conyzoides
Babadotan
24
Aglaia odorata Lour
Culan
25
Albizzia falcata Backer
Sengon
26
Aleurites moluccana (L.) Willd
Kemiri
27
Allamanda ctharica L.
Alamanda
28
Allium cepa L.
Bawang merah
29
Allium fistulosum L.
Bawang daun
30
Allium odorum L.
Kucai
31
Allium sativum L.
Bawang putih
32
Alocasia indica Schoot
Bira
33
Alocasia macrorrhiza Schoot
Sente
34
Aloe vera (L.) Webb
Lidah buaya
35
Alpinia malaccensis Rosc.
Lengkuas malaka
36
Alsophila glauca J.Sm.
Paku tiang
37
Alstonia scholaris R.Br.
Pulai
38
Alternathera ficoidea (L.) R.Br.
Krokot
39
Alternathera sessilis R.Br.
Daun kremah
40
Altingia exelsa Norona
Rasamala
41
Alyxia stellata Auct. Non. R. & S.
Pulasari
42
Amaranthus hybridus L.
Bayam
43
Amaranthus lividusus L.
Senggang itik
44
Amaranthus spinosus L.
Bayam duri
45
Amherstia nobilis Wall.
Ceckeran
46
Amomum aculeatum Roxb.
Parahulu
47
Amomum cardamomum Willd.
Kapulaga
48
Amorphopallus campanulatus BI.
Suweg
49
Amorphopalus variabilis BI.
Kembang bangkai
50
Anacardium occidentale L.
Jambu mede
51
Anamirta coculus (L.) W. & A.
Oyod peron
52
Ananas comosus (L.) Merr.
Nanas
53
Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.
Sambilata
54
Andropogon zizanioides (L.) Urban
Akar wangi
55
Aneilema nudiflorum R.Br.
Gewor
56
Anethum graveolens L.
Adas sowa
57
Annona muricata L.
Sirsak
58
Annona reticulata L.
Buah nona
59
Annona squamosa L.
Srikaya
60
Anthurium cristallinum Lindl. & Andre.
Kuping gajah
61
Antidesma bunius (L.) Spreng.
Buni
62
Apama tomentosa Willd.
Singa depa
63
Apium graveolens L.
Seledri
64
Aquilaria malaccensis Lamk.
Kayu garu
65
Arachis hipogaea L.
Kacang tanah
66
Arachnis flos-aeris (L.) Rchb. F.
Anggrek kalajengking
67
Araucaria cunninghamii D. Don.
Damar laki-laki
68
Arcangelisca flava (L.) Merr.
Tali kuning
69
Areca cathecu L.
Pinang
70
Arenga obtusifolia Merr.
Langkap
71
Arenga pinnata (Wurmb.)Merr.
Enau
72
Artemisia cina Berg
Mungsi arab
73
Artemisia vulgaris L.
Lokat mala
74
Artocarpus champeden Spreng.
Campedak
74
Artocarpus communis Forst.
Sukun
74
Artocarpus elasticus Reinw. & BI.
Benda
74
Artocarpus heterophyllus Lmk.
Nangka
74
Artocapus rigida BI.
Kosar
74
Asophila glauca J.Sm.
Paku tiang
74
Asparagus plumosus Racker.
Asparagus
74
Asplenium nidus L.
Paku sarang burung
74
Averrhoa bilimbi L.
Belimbing wuluh
74
Averrhoa carambola L.
Belimbing
74
Axonopus compresus Beauv
Rumput pait
74
Azadirachta indica A. Juss.
Mimba
74
Azolla pinnata R.Br.
Ki apung






DAFTAR NAMA ILMIAH

B

No.
Nama Latin
Indonesia
1
Baccaurea dulcis (Jack.) M.A.
Tupa
2
Baccaurea javanica (BI.) M.A.
Menteng utan
3
Baccaurea montleyana M.A.
Rambai
4
Baccaurea racemosa (Reinw. & BI.) M.A.
Kapundung
5
Baeckea frutescens L.
Jungrahab
6
Bambusa spinosa BI.
Bambu duri
7
Bambusa vulgaris Schard.
Bambu gading
8
Barleria prionitis L.
Landep
9
Barringtonia asiatica (L.) Kurz.
Butun
10
Basella rubra L.
Gendola
11
Basilicum polystachyon (L.) Moench.
Sangket
12
Bauhinia scandens L.
Daun lilin
13
Begonia glabra Kuiz.ex Pav.
Begonia
14
Belamcanda chinesis (L.) DC.
Wordi
15
Benincasa hispida (Thunb.) Cogn.
Kundur
16
Beta vulgaris L.
Bit
17
Bidens pilosa L.
Ketul
18
Biophytum sensitivum (L.) DC.
Daun hidup
19
Bixa orellana L.
Kesumba
20
Blumea balsamifera (L.) DC
Sembung
21
Boehmeria nivea (L.)Gaud.
Rami
22
Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht.
Temu kunci
23
Borassus flabellifer L.
Lontar
24
Borreria hispida Schum.
Gempur batu
25
Borreria ocimoides DC.
Katumpangan
26
Bouea macrophylla Groff.
Gandaria
27
Bougainvillae spectabilis Willd.
Kembang kertas
28
Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf
Rumput malela
29
Brassica chinensis L.
Petsai
30
Brassica juncea (L.) Czern.
Sawi
31
Brassica napus L.
Kol rabi
32
Brassica oleracea L.
Kubis
33
Brassica rapa L.
Kol rap
34
Breynia cemua (Poir.) M.A.
Imer
35
Broussonetia papyrifera (L.) Vent.
Sepukau
36
Brucea javanica (L.) Merr.
Malur
37
Bruguiera conjugata Merr.
Bakau
38
Butea monosperrima (L.) Taub.
Pelasa

DAFTAR NAMA ILMIAH
C

No.
Nama Latin
Indonesia
1
Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz.
Kembang merak
2
Caesalpinia sappan L.
Secang
3
Cajanus cajan (L.) Huth.
Kacang hiris
4
Calamus caesius BI.
Rotan sega
5
Calamus ciliaris BI.
Hoe cacing
6
Calamus javensis BI.
Rotan lilin
7
Calamus manan Miq.
Rotan manan
8
Calamus scipionum Lour.
Simambu
9
Calamus trachycoleus Becc.
Rotan irit
10
Calanthe veratrifolia R.Br.
Bunga tiga lapis
11
Calliandra callothyrsus
Kaliandra
12
Callicarpa cana L.
Maniran kerbau
13
Calophyllum inophyllum L.
Nyamplung
14
Calotropis gigantea (Willd.) Dryand.
Widuri
15
Camellia sinesis (L.) O.K.
Teh
16
Canangium odoratum (Lmk.) Hook. & Thoms.
Kenanga
17
Canarium amboinense Hoch.
Kenari
18
Canarium decumanum Gaertn.
Kenari babi
19
Canavila ensiformis (L.) DC.
Kara pedang
20
Canna edulis Ker
Ganyong
21
Canna indica L.
Ganyong hutan
22
Cannabis sativa L.
Ganja
23
Capparis acuminata Willd.
Kayu tujuh
24
Capsicum annum L.
Cabe merah
25
Capsicum frutescens L.
Cabe rawit
26
Cardiospermum halicacabum L.
Cenet areuy
27
Carica papaya L.
Pepaya
28
Carthamus tinctorius L.
Kembang pulu
29
Carum carvi L.
Jintan
30
Caryota mitis Lour.
Saray
31
Cassia alata L.
Ketepeng cina
32
Cassia ngustifolia Vahl.
Sena
33
Cassia fistula L.
Trangguli
34
Cassia occidentalis L.
Kasingsat
35
Cassia siamea Lamk.
Johar
36
Cassia tora L.
Galenggang kecil
37
Cassytha filiformis L.
Tali putri
38
Castanopsis argentea (BI.) DC.
Berangan duri
39
Casuarina equisetifolia J.R. & G. Forst.
Cemara gunung
40
Chataranthus roseus (L.) G. Don
Tapak dara
41
Ceiba pentandra (L.) Gaertn.
Kapok
42
Celosia cristata L.
Jengger ayam
43
Celtis wightii Planch.
Kayu tahi
44
Centella asiatica (L.) Urb.
Daun kaki kuda
45
Centrosema pubescens Bth.
Kibesin
46
Ceratopteris thalictroides Brongn.
Pakis rawa
47
Cerbera mangas L.
Buta badak
48
Cheilantes tenuifolia Sw.
Paku jepun
49
Chloranthus officinalis BI.
Klaras tulang
50
Chloris barbata Sw.
Rumput jejarongan
51
Chrysentemum indicum Hort. Non L.
Seruni
52
Chrysophyllum cainito L.
Sawo durian
53
Chrysopogon aciculatus (Retz.) Trin.
Rumput jarum
54
Chydenanthus excelsus Miers.
Besole
55
Cibotium berenetz J.Sm.
Paku simpai
56
Chicorium endivia L.
Andewi
57
Chicorium ntybus L.
Anggrek antel-antelan
58
Chinchona pubescens Vahl.
Kina
59
Cinnamomum burmanni Nees ex BI.
Kayu manis
60
Cinnamomum camphora (L.) Presl.
Kapur barus
61
Cinnamomum cassia Nees ex BI.
Kayu manis cina
62
Cinnamomum cullilawan BI.
Kayu lawang
63
Cinnamomum mssoia Schewc.
Masoyi
64
Cinnamomum parthenoxylon (Jack.) Miessn.
Selasihan
65
Cinnamomum sintok BI.
Sintok
66
Cinnamomum verum J.S. Presl
Manis jangan
67
Cissus adnata Roxb.
Galing kerbau
68
Cissus quadrangularis L.
Cikal tulang
69
Citrulus lunatus (Thunb.) Mansf.
Semangka
70
Citrus aurantifollia (Crismm. & Fanz.) Swingle.
Jeruk nipis
71
Citrus aurantium L.
Jeruk manis
72
Citrus hystric DC.
Jeruk purut
73
Citrus limon (L.) Burm.f.
Jeruk asam
74
Citrus maxima (Burm.f.)Merr.
Jeruk bali
75
Citrus medica L.
Jeruk sukade
76
Citrus nobilis Lour.
Jeruk keprok
77
Clausena excavata Burm.f.
Temung
78
Cleome viscosa L.
Mamang
79
Clerodandrum calamitosum L.
Kembang bugang
80
Clerodandrum indicum (L.) O.K.
Genje
81
Clerodandrum paniculatum L.
Bunga pagoda
82
Clerodandrum serratum (L.) Moon.
Sagunggu
83
Clerodandrum thomsonae Balf.f.
Nona makan sirih
84
Clidemia hirta D.Don.
Harendong bulu
85
Clitoria ternatea L.
Kembang telang
86
Coccinia grandis L.
Kemarungan
87
Cocos nucifera L.
Kelapa
88
Codiaeum variegatum (L.) BI.
Puring
89
Coelogyne pandurata Lindl.
Anggrek hitam
90
Coffea arabica L.
Kopi
91
Coix lacryma-jobi L.
Jali
92
Cola nitida (Vent.) Schott & Endl.
Kola
93
Coleus tuberosus Bth.
Kentang jawa
94
Colocasia esculenta (L.) Schott.
Talas
95
Commelia benghalensis L.
Gewor
96
Commelia nudiflora L.
Gewor lalakina
97
Congea velutina Wight
Kongea
98
Conyza angustifolia Thw.
Kendal
99
Cordia dichotoma Forst.f.
Hanjuang
100
Cordyline fruticosa (L.) A. Chev.
Ketumbar
101
Coriandrum sativum L.
Gebang
102
Corypha elata Roxb.
Kenikir
103
Costus spesiosus (Koen.) J.E.Smith.
Pacing
104
Crataeva nurvala Buch. Ham.
Jaranan
105
Cratoxylum arborescens (Vahl.) BI.
Geronggang
106
Crescentia cujete L.
Berunuk
107
Crinum asiaticum L.
Bakung
108
Crotalaria ferruginea Grah.
Orok-orok
109
Crioton tiglium L.
Cerakin
110
Cucumis melo L.
Blewah
111
Cucumissativus L.
Mentimun
112
Cucurbita moschata (Duch.) Poir.
Labu merah
113
Cucurbita pepo DC.
Labu manis
114
Cuminum cyminum L.
Jintan putih
115
Curculigo orchioides Gaertn.
Congkok
116
Curcuma aeruginosa Roxb.
Temu hitam
117
Curcuma domestica Val.
Kunyit
118
Curcuma heyneana Val. & V. Zijp.
Temu giring
119
Curcuma mangga Val. & V. Zijp.
Koneng manggah
120
Curcuma petiola Roxb.
Temu putri
121
Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Temu lawak
122
Cuscuta australia R.Br.
Muja maju
123
Chyathea molucana R.Br.
Paku itam paya
124
Cyathula prostrata (L.) BI.
Bayam pasir
125
Cycas rumphii Miq.
Pakis haji
126
Cyclea barbata Miers.
Camcau
127
Cyclonphorus numularifolius C.Chr.
Picisan
128
Cymbopogon citratus (DC.) Stapf
Akar wangi
129
Cymbopogon nardus (L.) Rendle.
Serai
130
Chynodon dactylon (L.) Pers.
Grintingan
131
Cynometra cauliflora L.
Namnam
132
Cyperus papyrus L.
Siprus
133
Cyperus rotundus L.
Teki
134
Cyphormandra betaceae (Cav.) Sendtn.
Terung Belanda
135
Cyrtostachys lakka Becc.

Palem merah